Sabtu, 05 Januari 2013

Tugas softskill tulisan 4


Tulisan 4 novianti rachma 1 sa 04 15611243
karangan dengan tema cita-cita


PEMADAM KEBAKARAN

di sebuah kota , tinggalah anak bernama Rido yang mempunyai ayah seorang pemadam kebakaran. Rido adalah anak yang baik dan juga rajin belajar, dia termasuk anak berprestasi di sekolahnya. Suatu hari sang guru bahasa indonesianya memberinya tugas untuk menulis sebuah karangan tentang cita-citanya.
Dalam skejap suasana kelas menjadi gaduh, termasuk teman-teman dekat rido yang ribut membahas tentang cita-cita mereka masing-masing. “do, kamu cita-citanya apa? Kalau aku sih pasti mau jadi kaya ayahku gambar rumah buat orang” tanya dimas,sahabat rido . Rido hanya diam.

“ya elah masa mau jadi tukang gambar , aku dong mau jadi direktur punya gedung tinggi” ucap Imam.

“eh gedung itu juga paling aku yg gambar nanti , kalau ga ada aku ga bakalan jadi gedungnya” cibir Dimas.

Rido masih diam.

“kalau kamu mau jadi apa do?” tanya Tara, teman satu bangkunya.
“iya do, kamu mau jadi apa? “ tanya Dimas penasaran.
“pasti kamu mau jadi pemadam kebakaran kaya ayah mu ya?” ujar Imam.

Rido menggelengkan kepalanya, “ga! Aku ga mau kaya ayahku!” jawabnya tegas.

“lho? Kenapa do? Kan keren pakai seragam merah “ ujar Imam
“oren kaliii” ujar dimas.

“ya pokoknya ada merahnya” protes imam.

“memang kenapa do?” tanya Tara.

“aku kesal! Ayahku selalu saja sibuk karena ada kebakaran! Selalu saja begitu , saat aku ulang tahun pun dia tak ada ! Menyebalkan!” ujar rido.

Semua diam mendengar apa yang di katakan rido.

Memang benar kalau ayahnya sangatlah sibuk hingga saat ia ulang tahun sang ayah tak datang karena pekerjaannya.

Sang guru yang sedang berjalan memeriksa muridnya mendengar apa yg di katakan rido, ia tersenyum.

“kalian sudah tau apa yg mau kalian tulis?” tanya nya.
Dimas, Tara, dan imam langsung kembali ke tempat duduknya masing-masing karena takut akan di marahi oleh gurunya.

Rido melihat sang guru dan menjawab nya dengan gelengan kepala.
“belum?” ucap si guru dengan memasang wajah sedikit bingung.
Rido mengangguk.
Sang guru mengambil kursi yg berada disebelahnya dan duduk menghadap rido, “ibu kira kamu akan menjadi sepeti ayahmu”.

Rido menggeleng.
“kenapa?”

“dia sibuk makanya aku tak mau “

sang guru tersenyum, “jika di negeri ini tak ada yg ingin menjadi pemadam kebaran bisa gawat”.

Rido menoleh, “gawat kenapa bu?”
“ya gawat , gimana kalau ada kebakaran besar? Siapa yg mau memadamkan?” lanjut sang guru
“ehm … warga sekitar bu” jawabnya asal

“hahaha iya kau benar tapikan belum tentu akan padam... gimana kalau ada yg terjebak saat ada kebakaran? Pemadam kebakaran menyelamatkan orang-orang itu dengan mempertaruhkan nyawanya”

Rido terdiam.

“mereka merelekan apapun demi menyelamatkan nyawa orang, kamu ga bangga ayahmu seperti itu?” ujar sang guru dengan senyuman.

Rido tersenyum , “iya bu! Saya bangga! Saya mau jadi kaya ayah saya yg nyelamatin orang kaya super hero!”.

“nah sekarang udah tau kan kamu mau tulis apa?”

Rido mengangguk, sang guru mengelus pelan kepala rido dan kembali ke tempat duduknya dan rido pun mulai menuliskan cita-citanya menjadi seperti ayahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar